TENTANG RFP

Latar Belakang

Indonesia merupakan lokasi penting (hotspot) bagi keanekaragaman hayati global, di antaranya menempati peringkat pertama untuk kekayaan spesies laut (dengan hamparan terumbu karang terluas di dunia), peringkat kedua untuk kekayaan spesies terestrial, dan peringkat ketiga untuk luasan hutan hujan tropis. Untuk mengelola spesies dan ekosistem tersebut, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia telah mengembangkan dan tengah melaksanakan serangkaian aksi dan strategi serta mengalokasikan kawasan darat dan perairan ke dalam jejaring-jejaring kawasan konservasi yang luas dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT).

Upaya tersebut perlu didukung dengan ketersediaan data dan informasi terkini sehingga penelitian menjadi komponen kunci untuk memastikan upaya yang dilakukan berbasis ilmiah. Program strategis UPT KSDAE bersama Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS-IP) menyediakan kesempatan potensial untuk memfasilitasi penelitian keanekaragaman hayati oleh mahasiswa strata 1 di berbagai universitas di Indonesia, sekaligus menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam pengelolaan spesies dan kawasan. Hal ini dapat menjadi bagian dari respons dalam menanggapi tantangan terkait keanekaragaman hayati yang semakin kompleks, di mana adaptasi intervensi untuk mengatasi tantangan-tantangan ini mensyaratkan pemahaman yang jelas tentang status spesies dan habitat. Skema penelitian tersebut juga berkontribusi dalam membangun dan meningkatkan kapasitas ilmuwan konservasi Indonesia.

Membekali ilmuwan konservasi masa depan dapat membantu memastikan kesinambungan upaya konservasi saat ini, memajukan kualitas penelitian, dan meningkatkan penerapan pendekatan berbasis sains untuk mengatasi beragam tantangan yang dihadapi. Pelatihan bagi ilmuwan konservasi masa depan juga penting agar Indonesia memiliki sumber daya dengan keahlian yang dibutuhkan untuk memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk bentang darat dan bentang laut.

 

Tujuan

Dengan latar belakang ini, untuk mendukung penyediaan informasi ilmiah dan meningkatkan kapasitas ilmuwan konservasi masa depan Indonesia, UPT KSDAE dan WCS-IP meluncurkan Research Fellowship Program periode 2023-2024. Program ini memberikan dukungan logistik dan teknis bagi mahasiswa sarjana untuk melakukan penelitian skripsi tentang satwa liar dan ekosistem di lokasi kerja sama UPT KSDAE dan WCS-IP. Research Fellowship Program diharapkan dapat menciptakan jejaring ilmuwan konservasi muda Indonesia yang berkembang pesat, bermotivasi tinggi, dan dilengkapi dengan keterampilan mumpuni untuk melakukan penelitian berkualitas guna menjawab pertanyaan-pertanyaan utama konservasi mengenai keanekaragaman hayati di Indonesia.

 

Skema penganugerahan RFP

Program RFP periode 2023-2024 akan mendukung 20 mahasiswa untuk melakukan penelitian keanekaragaman hayati di lokasi dan program strategis kerja sama UPT KSDAE dan WCS-IP. Penerima RFP akan memperoleh empat komponen:

1. Dukungan logistik dan teknis bagi mahasiswa terpilih untuk hal-hal berikut:

i. Transportasi menuju dan kembali dari lokasi penelitian

ii. Konsumsi dan akomodasi selama penelitian lapangan (maksimal tiga bulan)

iii. Suplai lapangan standar (mis. sepatu boots, binokular, alat selam)

iv. Izin penelitian (mis. SIMAKSI dan ethical clearance)

v. Publikasi ilmiah (mis. skripsi, jurnal ilmiah, konferensi ilmiah)

2. Bimbingan informal dari perwakilan setiap UPT dan tim lapangan WCS-IP di lokasi penelitian masing-masing. Bimbingan berupa masukan terkait desain dan metodologi penelitian sebelum pengumpulan data, saran teknis selama penelitian lapangan, masukan untuk penyelesaian skripsi, dan publikasi ilmiah dari skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa beserta UPT.

3. Pelatihan terstruktur oleh Unit Sains & Teknologi WCS-IP serta program dan mitra lapangan kepada para penerima beasiswa tentang desain penelitian, analisis data, penulisan ilmiah, dan komunikasi sains.

4. Kesempatan berjejaring (networking) dengan tim UPT dan WCS-IP agar dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Setiap mahasiswa dalam Research Fellowship Program wajib mengajukan SIMAKSI di setiap UPT sebelum melakukan penelitian lapangan.