Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan subspesies gajah asia, salah satu dari dua spesies gajah di dunia. Subspesies ini mendiami hutan dataran rendah Sumatera di Provinsi Riau, Sumatera Barat, dan Lampung, yang sebagian besar habitatnya berada di luar kawasan lindung. Bobot gajah sumatera bervariasi dari 2,25 hingga 5,5 ton per individu. Mamalia besar ini dapat tumbuh hingga 2 atau 3 meter dari bahu hingga ujung kaki. Dari konsumsi akar, rerumputan, buah, dan kulit kayu, seekor gajah dewasa seberat 136 kilogram dapat “menghasilkan” kotoran sekitar 25 kg dalam satu hari.
Status gajah sumatera telah meningkat dari Genting menjadi Kritis oleh IUCN Red List pada tahun 2012. Hal ini terutama karena gajah sumatera mengalami penurunan jumlah populasi yang signifikan, diindikasikan dengan hilangnya lebih dari 69% habitat potensinya hanya dalam satu generasi (25 tahun terakhir). Ancaman terbesar bagi gajah sumatera adalah hilangnya habitat, konflik dengan manusia, perburuan ilegal, dan hilangnya kemampuan genetik akibat ukuran populasi yang kecil dan terisolasi.
Dalam menghadapi ancaman ini, WCS Indonesia Program sebagai mitra KLHK telah mendukung Direktorat Jendral KSDAE dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawahnya dalam mengembangkan serangkaian strategi strategi konservasi gajah sumatera:
- Mendukung Pemerintah Indonesia melaksanakan Patroli
WCS Indonesia Program bersama mitra pemerintah lainnya mendukung UPT balai taman nasional melaksanakan patroli menggunakan metode Spatial Monitoring and Reporting Tool (SMART) Patrol untuk mencegah perburuan gajah secara ilegal di dalam taman di Taman Nasional Way Kambas.
- Mendukung Pemerintah dalam Mitigasi dan Adaptasi Konflik Manusia-Gajah
WCS Indonesia Program mendukung Pemerintah Indonesia dalam menginisiasi berbagai pendekatan mitigasi dan adaptasi konflik manusia dengan satwa sejak tahun 2000. Diawali dengan program Problem Animal Records (PARs), yang dilanjutkan dengan pembentukan Crop Protection Unit pada tahun 2002. Dengan memetik pembelajaran dari pengalaman yang cukup lama ini, WCS Indonesia Program bersama mitra lainnya mengembangkan strategi melalui berbagai inovasi dalam program yang berkelanjutan. Pendekatan ini mengutamakan partisipasi serta inisiatif kelompok masyarakat desa yang difasilitasi staf lapangan dalam praktiknya dan dengan sokongan dana dari pemerintah daerah.
- Bersama mitra pemerintah lainnya, mendukung UPT balai taman nasional melaksanakan penelitian terkait gajah sumatera sebagai salah satu landasan penyusunan strategi konservasi
WCS Indonesia Program membantu UPT balai taman nasional melaksanakan survei lapangan untuk mendapatkan perkiraan populasi gajah di TN Way Kambas dengan menggunakan analisis DNA dari kotoran gajah, bekerja sama dengan Eijkman Institute. Berdasarkan analisis hasil survei yang dilakukan WCS Indonesia Program pada tahun 2010, diketahui bahwa populasi gajah sumatera di Way Kambas berjumlah 247 individu dengan kisaran perkiraan 220-278 individu. Sebelumnya diperkirakan populasi gajah pada tahun 2002 adalah 180 ekor gajah. Data menunjukkan bahwa populasinya tetap stabil atau mungkin meningkat.