Penerima Beasiswa 2023

Research fellows periode 2022 – 2023:

========================================================


Adinda Yusra, Universitas Indonesia 

Strategi konservasi penyu di Sulawesi Utara
Merupakan mahasiswi Biologi Universitas Indonesia yang gemar terlibat dalam kegiatan sosial dan lingkungan. Selama kuliah, Adin aktif di Departemen Sosial Masyarakat BEM UI serta kegiatan sosial lainnya seperti Gerakan UI Mengajar, sehingga ia berkesempatan untuk tinggal bersama penduduk dan mengabdi di pelosok Lampung dan Sumedang selama satu bulan penuh. Adin merasa senang dapat berbagi ilmu konservasi di berbagai wilayah karena dapat memberinya pengalaman untuk belajar lebih dari masyarakat lokal dan anak-anak. Kecintaanya terhadap lingkungan membuatnya ingin belajar dan berjejaring di dunia konservasi. "What we do to earth, we ultimately do to ourselves," kutipan ini yang membekas di hatinya sekaligus menjadi semangatnya untuk mengabdi di bidang konservasi. Adin meyakini bahwa usaha melestarikan bumi akan membawa dampak besar apabila dilakukan bersama-sama.

========================================================


Frans Mario Dat Milala, Universitas Lampung

Efektifitas upaya mitigasi interaksi negatif gajah dengan manusia di TN Way Kambas
Frans Mario Dat Milala yang kerap disapa Frans atau Mario adalah mahasiswa Jurusan Kehutanan, Universitas Lampung. Frans aktif berorganisasi di himpunan mahasiswa jurusan kehutanan (HIMASYLVA), sebagai anggota dari Bidang 2 (Pengkaderan dan Penguatan Orgnisasi) pada tahun kepengurusan 2022 dan pernah beberapa kali menjadi badan kepanitian dalam kegiatan nasional maupun internal organisasi. Frans memiliki beberapa alasan untuk berkuliah di kehutanan, diantaranya, karena memiliki rasa cinta yang sangat besar terhadap alam dan juga ketertarikan terhadap konservasi alam. Frans pernah mengkuti beberapa kegiatan yang dirasa mampu meningkatkakan soft skill dan hard skill miliknya, diantaranya adalah, menjadi volunteer dalam kegiatan YIARI dalam pemasangan camera trap di KPHL Batu Tegi selama 10 hari di lapangan pada bulan Februari 2022 dengan tujuan melihat keberadaan dan populasi harimau sumatera di KPHL Batu Tegi, kemudian Frans juga mengikuti turun lapang di Tahura dan TNWK untuk memenuhi tugas perkuliahan pada mata kuliah perlindungan hutan dan juga manajemen satwa liar. Selain itu, Frans juga telah menyelesaikan Praktikum Umum di Getas dan Wanagama yang merupakan KHDTK yang dikelola oleh UGM. Frans merupakan kandidat yang terpilih untuk mengikuti program WCS Research Fellowship Program, dan dia berharap penelitiannya mengenai konflik gajah dengan manusia bisa menjadi solusi dalam setiap masalah yang ada di dalamnya.

========================================================


Adam Sambora, Universitas Gadjah Mada

Persepsi masyarakat terhadap konflik manusia-beruang dan efektivitas intervensi di TN Bukit Barisan Selatan
Perkenalkan, Adam. Seorang Mahasiswa Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, minat Konservasi Sumberdaya Hutan yang memiliki keinginan besar untuk berkontribusi dalam upaya menjaga keanekaragaman hayati dan melestarikan alam bagi generasi mendatang. Adam sangat senang melakukan penelitian dalam bidang konservasi, salah satu yang paling berkesan adalah “Daily Activity and Patterns of Sika deer in Shonai area based on camera traps” di Universitas Yamagata, Jepang. Melalui penelitian yang akan dilakukan dalam RFP ini, Adam berharap dapat berkontribusi dalam upaya pelestarian satwa dilindungi di Indonesia dengan cara meminimalisir adanya konflik antara manusia dan beruang di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

========================================================


Ivatul Maula, IPB University

Nilai ekonomi satwa liar dilindungi di wilayah BKSDA Sulawesi Utara
Ivatul Maula ,seorang perempuan kelahiran Bojonegoro, 4 Januari 2002, yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University dan aktif mengikuti kegiatan kampus, organisasi, dan perlombaan. Ivatul merasa bersyukur dapat mempelajari banyak hal menarik dari ESL diantaranya ekonomi lingkungan, perubahan iklim dan bencana, serta valuasi ekonomi. ESL mengubah cara pandang Ivatul terhadap lingkungan, yang awalnya lingkungan tak bernilai karena tidak mempunyai nilai pasar (non market) ternyata jasa yang diberikan lingkungan dapat dihitung dengan valuasi ekonomi yang memiliki dampak besar bagi kehidupan manusia. Cinta lingkungan dapat dimulai dari diri sendiri, hal kecil apapun yang kita lakukan untuk menjaga lingkungan suatu saat akan memberikan manfaat bagi kita juga, itulah hal yang dia yakini.

========================================================


Desy Rachma Agustanti, Universitas Diponegoro

Pengembangan konservasi penyu melalui kegiatan inventarisasi sarang, analisis ekologi habitat, dan persepsi masyarakat terhadap penyu di NTB
Desy Rachma Agustanti adalah anak ketiga dari tiga bersaudara yang lahir di Kota Bandar Lampung. Saat ini, Desy bertempat tinggal di Kabupaten Brebes dan berdomisili sementara di Kota Semarang untuk menempuh pendidikan S1 pada Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Diponegoro sejak tahun 2020. Selama perkuliahan, Desy pernah mengikuti organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan (HMIK) periode 2022/2023, menjadi asisten praktikum mata kuliah Vertebrata Laut, asisten mata kuliah Konservasi Sumber Daya Pesisir dan Laut, serta masih aktif sebagai dewan direksi organisasi GAIA Conservation sejak tahun 2021 yang bergerak di bidang konservasi megafauna laut (hiu, pari, dan penyu). Desy telah tersertifikasi sebagai Open Water Diver dan Basic Scientific Diver oleh ADS-I Indonesia, serta memiliki pengalaman kerja dan penelitian di Satuan Pelayanan Taman Pesisir Pantai Penyu (SPTP3) Pangumbahan dan di Pulau Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu.

========================================================


Nissa Hutauruk, Universitas Tanjungpura

Analisis sedimentasi dan penerapan pola agroforestri di Binerean, Sulawesi Utara
Nissa Hutauruk atau sering dipanggil Nissa lahir di Pematangsiantar, Sumatra Utara dan merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Sejak kecil hingga SMA Nissa tinggal di Pematangsiantar, setelah lulus SMA Nissa melanjutkan sekolahnya di salah satu perguruan tinggi negeri di Pontianak, Kalimantan Barat. Nissa mengambil jurusan kehutanan di Universitas Tanjungpura. Ia juga telah menyelesaikan Magang di salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) Yayasan Planet Indonesia di kalimantan Barat yang bergerak dibidang konservasi, rehabilitasi dan pemberdayaan masyarakat. Nissa memiliki ketertarikan yang kuat dibidang kehutanan dan lingkungan, maka dari itu ia pernah mengikuti kegiatan Ekspedisi Universitas Tanjungpura sebagai volunteer di divisi sosial dan lingkungan di desa serengkah, Kec. Tumbang titi, Kab. Ketapang, Kalimantan Barat pada tahun 2022. Kini, ia masih melanjutkan pendidikannya dan berusaha agar impiannya dapat tercapai untuk dapat membanggakan orang tua, dan dapat berguna bagi Masyarakat sekitar.

========================================================


Suci Wulandari, Universitas Syiah Kuala

Survei kesehatan hewan ternak dan potensi zoonosis di Aceh
Suci Wulandari atau biasa dipanggil Uci berasal dari Sumatera Selatan, merupakan salah satu mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan USK. Memiliki hobi menggambar yang dianggap sebagai penambah energi positif. Selain memiliki ketertarikan dalam bidang seni, ia juga memiliki hobi memasak, terutama masakan Indonesia dan semasa sekolah ia pernah mengikuti beberapa perlombaan masak. Saat ini Uci aktif dalam organisasi mahasiswa diantaranya merupakan Sekretaris Umum Badan Eksekutif Mahasiswa FKH USK dan anggota Unit Kegiatan Mahasiswa MIPROHEKSA FKH USK. Saat libur semester Uci kerap menghabiskan waktu libur dengan kegiatan magang mandiri, yang diantaranya dilaksanakan di Taman Hewan Pematang Siantar dan BPTU HPT Padang Mengatas. Selain itu, ia merupakan alumni kegiatan Pengabdi Muda #7 Labuan Bajo NTT yang merupakan pengabdian berbasis Human Centered Development. Saat ini, Uci merupakan salah satu penerima program RFP 2023 oleh WCS-IP, yang dia harapkan dapat memberikan pengalaman dan membantu untuk lebih dekat dengan persoalan yang terjadi sebagai gambaran berkarir kedepanya dibidang konservasi.

========================================================


Siti Afriani, STIK Pante Kulu

Penilaian dampak dan efektivitas KSM dan MDM dalam mitigasi konflik manusia-satwa liar di Aceh
Siti Afriani, kelahiran Pasir Tinggi. Siti memiliki 3 (tiga) orang adik, satu laki-laki dan dua perempuan. Pendidikannya diawali dengan masuk Sekolah Dasar (SD) Negri 8 Teupah selatan. Setelah lulus Siti melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negri 5 Teupah Selatan dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negri 1 Teupah Selatan. Pada tahun 2018, setelah lulus SMA, Siti melanjutkan Kuliah di salah satu Perguruan Tinggi yang ada di Banda Aceh, yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan (STIK) Pantekulu Banda Aceh. Selama masa perkuliahan, Suci masuk dalam organisasi “Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Teupah Selatan (IPPEMTEPSEL)”, sebuah organisasi khusus untuk Mahasiswa Teupah Selatan. Selain itu, Suci juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) pada tahun 2021. Pada tanggal 14 Agustus 2023 Suci terpilih sebagai salah satu mahasiswa penerima beasiswa riset RFP yang saat ini akan dijalankan.

========================================================


Fahlian Akbar, Universitas Mataram

Persepsi masyarakat tentang penyu di NTB
Fahlian Akbar, seorang mahasiswa Prodi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Dengan hasrat mendalam terhadap konservasi satwa liar, Fahlian memusatkan perhatiannya pada penelitian persepsi masyarakat terhadap konservasi penyu. Kesempatan yang diberikan kepada Fahlian sehigga bisa lolos dalam Research Fellowship Program (RFP) untuk penelitian miliknya telah membentuk pemahaman mendalam tentang pentingnya pendekatan berbasis masyarakat dalam pelestarian alam. Fahlian telah mengabdi dalam beberapa proyek lapangan bersama dosen, diantanya melakukan wawancara dengan berbagai kelompok masyarakat di pesisir. Melalui penelitian ini, Fahlian bertujuan memahami pandangan masyarakat terhadap upaya konservasi penyu, serta membangun kesadaran akan perlunya perlindungan satwa ini. Baginya, kolaborasi antara ilmu pengetahuan dan masyarakat adalah kunci dalam menjaga keanekaragaman hayati bumi. Fahlian merasa terhormat dapat berkontribusi dalam pelestarian alam dan mendorong kesadaran melalui penelitian miliknya. Pekerjaan ini mendorong dirinya untuk terus berupaya dalam menjembatani kesenjangan antara ilmu pengetahuan dan masyarakat dalam upaya melestarikan lingkungan kita.

========================================================


Muh. Fajri Batjoli, Universitas Gorontalo

Prediksi spasial deforestasi kawasan hutan TNBNW menggunakan Cellular Automata
Muh. Fajri Batjoli, dikenal sebagai Fajri atau Faje, seorang pemuda yang lahir di Tangeban adalah anak termuda dari dua bersaudara. Fajri menempuh pendidikan di SDN INPRES Cemerlang, kemudian melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Masama, lalu di MAN 2 Banggai. Saat ini, Fajri sedang menempuh semester 7 di Universitas Negeri Gorontalo, mengambil jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian dengan fokus pada Pendidikan Geografi. Pengalaman berharga Fajri, salah satunya adalah meraih juara 1 dalam Lomba Kompetensi Sains Madrasah (KSM) bidang geografi tingkat kabupaten dan harapan 1 tingkat provinsi saat SMA. Selain itu, Fajri juga aktif sebagai Ketua Organisasi Paguyuban FOKPEM dan menjadi asisten lab sejak tahun 2022 hingga sekarang. Minat Fajri terhadap lingkungan dan konservasi mengantarkan dia ke program RFP, di mana Fajri berharap dapat memberikan inovasi untuk masalah sumber daya alam dan lingkungan serta mencapai cita-cita saya yang membanggakan orang tua.

========================================================


Mela Fournita Ayuni, Universitas Malikussaleh

Pengelolaan perikanan berbasis EAFM di TWAL Kep. Banyak, Aceh
Mela Fournita Ayuni biasa dipanggil Mela, adalah mahasiswa Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian yang saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas Aceh yaitu Universitas Malikussaleh yang terletak di Lhokseumawe Aceh Utara. Mela adalah mahasiswa semester 7 yang aktif berorganisasi baik eksternal maupun internal kampus, ia juga pernah mengikuti MSIB (Magang dan Studi Independent Bersertifikat) di Maritim Muda Nusantara, Jakarta Timur pada tahun 2023. Organisasi internal yang ia ikuti diantaranya adalah Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan (Himaika) dalam divisi Konservasi pada 2022/2023 dan menjabat sebagai sekretaris umum HIMAIKA PERIODE 2023/2024, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian (BEM FP) divisi Kaderisasi serta pada organisasi eksternal yaitu Himpunan Mahasiswa Deli Serdang (HIMDES) sebagai divisi hubungan masyarakat (HUMAS) periode 2022/2023. Ketertarikan Mela pada alam membuatnya memilih jurusan ilmu kelautan sebagai program studi. Ketertarikan pada alam khususnya laut semakin kuat dengan mata kuliah dan praktikum yang ia jalani di perkuliahan seperti konservasi sumber daya laut, pencemaran laut, Analisis dampak lingkungan, Ekowisata bahari, dan masih banyak lagi. Hal-hal tersebut semakin meningkatkan kesadaran Mela akan pentingnya konservasi untuk menjaga kelestarian sumber daya alam yang ada baik habitat, flora dan fauna sehingga terciptanya keberlanjutan ekonomi, menghindari kepunahan serta pemeliharaan dan pemulihan habitan untuk masa yang akan datang.

========================================================


Muhammad Hafiz S. Suardi, Universitas Sumatera Utara

Kajian Ficus sebagai pakan rangkong di Ketambe, TN Gunung Leuser
Muhammad Hafiz Syafikri Suardi atau yang sering di panggil dengan Hafiz,adalah pria kelahiran Karang Baru. Hafiz adalah Mahasiswa Stambuk 2019 Program Studi Biologi Universitas Sumatera Utara dan pernah melakukan Praktik Kerja lapangan (PKL) di Stasiun Penelitian Ketambe dengan topik “Inventarisasi Ficus di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Stasiun Penelitian Ketambe”. Pada penelitian ini Hafiz mengkaji mengenai ficus apa saja yang berada pada Stasiun Penelitian Ketambe. Output dari penelitian tersebut digunakan sebagai acuan pohon ficus di Stasiun Penelitian Ketambe, berupa database Ficus. Hafiz memiliki kemampuan kerja sama yang baik dan juga memiliki kemapuan dalam mengoperasikan alat-alat lapangan dengan baik, seperti soil tester, lux meter, hygrometer, kamea, dan lain sebagainya. Hafiz ingin menggeluti bidang konservasi dan keanekaragaman hayati karena tertarik dengan tumbuhan dan satwa liar, selain itu maraknya perburuan liar serta perusakan habitat yang dilakukan oleh oknum juga menjadi alasan untuk masuk ke ranah konservasi. Konservasi dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dan ancaman terhadap lingkup kehidupan tumbuhan dan satwa liar, dan Hafiz percaya bahwa konservasi bisa memberikan perubahan dan pelestarian lingkungan dengan lebih baik kedepannya.

========================================================


Adjie Tresnohadi Dermawan, Universitas Sam Ratulangi

Image Recognition untuk Individual Identification Anoa atau Babirusa di TN Bogani Nani Wartabone
Adjie Tresnohadi Dermawan, lahir di Makassar. Sejak kecil, Adjie selalu diajarkan oleh orang tuanya tentang bagaimana cara bersikap yang baik kepada orang lain, seperti jujur dan sopan santun. Ketika berumur 7 tahun, ia memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 30 Kota Selatan, Kota Gorontalo. Lalu, melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kota Selatan, Kota Gorontalo. Setelah lulus dari SMP di tahun 2014, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Kota Selatan, Kota Gorontalo. Adjie melanjutkan kembali pendidikannya di perguruan tinggi Universitas Sam Ratulangi Manado program studi Sistem Informasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama menjalani masa perkuliahan, Adjie sering mengikuti beberapa kegiatan organisasi yang ada di dalam lingkungan kampus. Organisasi pertama yang diikuti adalah Biro Kerohanian Islam (BKI). Adapun beberapa kegiatan kepanitiaan yang diikutinya seperti bakti sosial, musyawarah besar, dan sejenisnya. Di organisasi BKI ini juga, ia pernah menjadi pengurus dan menjabat sebagai bendahara umum karena mampu mengatur keuangan.

========================================================


Bernadinus Firtom JD, Universitas Nusa Cendana

Efektivitas dan penguatan Papadak atau aturan adat Kura-Kura Leher Ular Rote di Rote, NTT
Bernadinus Firtom JD, pria yang berasal dari Kefamenanu dan saat ini sedang menempuh Pendidikan pada salah satu Universitas di Nusa Tenggara Timur yaitu Universitas Nusa Cendana Fakultas Pertanian Prodi Kehutanan. Pada tahun ini Bernadinus memasuki semester 7 dan sedang mengikuti program RFP untuk penelitiannya. Bernadinus telah mengikuti beberapa organisasi, kelompok studi serta kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan jurusan kehutanan agar dapat menambah ilmu, relasi serta pengalaman seperti organisasi MAPALA UNDANA, Himpunan Mahasiswa Sylva PCP UNDANA, serta mengikuti Kelompok Studi HERPETOLOGI UNDANA. Prestasi yang didapat salah satunya adalah menjadi juara 1 pada lomba Go Ark beregu tahun 2022.

========================================================


Dhuha Lastari, Universitas Syiah Kuala

Koridor satwa liar di Aceh Selatan
Dhuha Lastari atau biasa dipanggil Dhuha, adalah perempuan kelahiran Sabang. Saat ini Dhuha berusia 21 tahun, dan sedang belajar di Universitas Syiah Kuala jurusan Kehutanan. Dhuha miliki pengalaman dan prestasi yang cukup baik, diantaranya pernah mengikuti perlombaan Pekan Olahraga (PORA) Dayung dan beberapa kali mendapatkan juara dan mendali serta penghargaan, kemudian Dhuha juga pernah magang di BBTNGL Wilayah 1 Tapaktuan, disitu ia melakukan rehab atau membantu penyembuhan Harimau sumatra yang saat itu sedang terkena konflik, dan melakukan monitoring terkait Penyu di Rantau Sialang.

========================================================


Nailil Taqia, UIN Ar-Raniry

Identifikasi dan karakteristik kelimpahan mikroplastik di TWAL Pulau Weh, Aceh
Nailil Taqia Atau yang biasa dipanggil Nailil, dilahirkan di salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Aceh Singkil, yaitu Desa Lipat Kajang Atas. Saat ini Nailil berusia 21 tahun, pada saat anak-anak, ia bercita-cita ingin menjadi dokter namun jalan hidup yang sudah di lalui berkata lain, ternyata Nailil ditakdirkan tidak menjadi dokter untuk mengobati dan memeriksa manusia, tetapi menjadi dokter untuk mengobati dan memeriksa serta menjaga lingkungan. Research Fellowship Program sudah diincarnya sejak menginjak semester 5, dan akhirnya ia dinyatakan lulus ketika memasuki semester 7. Nailil berharap, dengan terpilihnya ia sebagai salah satu penerima RFP 2023, menjadikan jembatan untuknya mencapai cita-cita.

========================================================


Ghea Apredhyta P. Swara, Universitas Diponegoro

Survei kualitas perairan dan kesehatan karang di TN Karimunjawa
Ghea Apredhyta Pujangga Swara atau yang biasa disapa Ghea, lahir di Batang, dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ghea merupakan lulusan SMAN 1 Batang dan saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro pada program studi Ilmu Kelautan. Ghea merupakan seorang yang memiliki sikap tekun yang dibuktikan dengan pencapaiannya dalam bidang akademik dan nonakademik. Dalam bidang akademik, Ghea memperoleh peringkat paralel di sekolah. Dalam bidang non-akademik, sejak kecil ia menekuni cabang olahraga renang. Ia pernah mengikuti beberapa kejuaraan pada tingkat kota dan provinsi. Bermula dari olahraga renang ini, Ghea memulai ketertarikannya pada bidang selam hingga saat ini. Pada bidang selam, Ghea telah mendapatkan sertifikat SSI A1-Open Water, A2-Advance Diving dan ADS-Scientific Diver. Ghea juga ikut serta dalam organisasi kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan dan menjadi Kepala Bidang Kesejahteraan Mahasiswa pada tahun 2022.

========================================================


Muhammad Fathan, Universitas Malikussaleh

Laju pertumbuhan terumbu karang berdasarkan media restorasi di TWAL Pulau Weh
Fathan adalah seorang mahasiswa semester 7 di jurusan ilmu kelautan Universitas Malikussaleh dan berasal dari Blangpidie, sebuah kabupaten di Aceh yang bedekatan dengan pantai. Sejak kecil ia sudah memiliki ketertarikan yang besar terhadap dunia laut, terutama terumbu karang dan sering menghabiskan waktu liburan dengan berenang dan menyelam di perairan Aceh yang kaya akan biota laut. Fathan memilih jurusan ilmu kelautan karena ingin mempelajari lebih dalam tentang sumber daya laut, manajemen pesisir, pemetaan laut dan pantai, dan bioteknologi lewat kuliah, praktikum laboratorium, dan studi di laut. Salah satu mata kuliah favoritnya adalah koralogi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang struktur, fungsi, dan distribusi terumbu karang. Di mata kuliah ini, ia mendapatkan kesempatan untuk melakukan observasi langsung di lapangan dengan menggunakan alat selam. Fathan juga belajar tentang teknik-teknik pemantauan dan restorasi terumbu karang, ia sangat antusias dengan mata kuliah ini karena bisa melihat secara langsung keindahan dan keragaman terumbu karang di Indonesia. Selain kuliah, Fathan juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan komunitas pecinta laut, ia menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan (HIMAIKA) dan Turtle Diving Club (TDC). Di HIMAIKA, Fathan menjadi bagian dari divisi Konservasi yang bertugas untuk memberikan edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kelestarian laut kepada masyarakat pesisir, sedangkan di TDC, ia menjadi relawan yang ikut serta dalam berbagai kegiatan konservasi laut, seperti penanaman karang, pembersihan pantai, dan penanaman mangrove. Fathan memiliki cita-cita untuk menjadi seorang pegiat konservasi dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilannya di bidang ini agar bisa memberikan solusi-solusi inovatif untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh laut dan pesisir serta agar bisa berbagi ilmu dan pengalaman kepada generasi muda yang tertarik dengan dunia laut. Fathan percaya bahwa dengan belajar ilmu kelautan, ia bisa menjadi agen perubahan yang positif bagi lingkungan dan masyarakat.

========================================================


Ruwaida Dzakiyyaa, Universitas Lampung

Pemetaan distribusi spasial tumbuhan invasif Mantangan di TN Bukit Barisan Selatan
Ruwaida Dzakiyyaa atau biasa disapa Jakia saat ini sedang menempuh studi S1 di Jurusan Kehutanan, Universitas Lampung. Di perkuliahan, Jakia pernah menjabat sebagai Sekretaris Bidang Pengembangan Kewirausahaan di organisasi Himasylva Unila periode 2022. Saat ini, dirinya mengambil kesempatan sebagai asisten dosen pada mata kuliah Pemetaan dan Geomatika Kehutanan sekaligus untuk mengasah keterampilannya. Keingintahuannya mengenai bidang kehutanan diawali dengan ketertarikan terhadap perlindungan satwa liar sejak SMA. Untuk mengembangkan minatnya, Jakia pernah mengikuti program magang di TWA Angke Kapuk dan mempelajari upaya konservasi ekosistem mangrove yang fungsi ekologinya sangat penting bagi satwa liar dan lingkungan. Dirinya juga pernah mengikuti pelatihan pemasangan camera trap untuk monitoring mamalia besar dan kegiatan Fun Herping. Selama menempuh 6 semester, Jakia ingin menggali lebih dalam terkait upaya konservasi keanekaragaman hayati yang sangat penting dan kompleks untuk dilakukan. Oleh karena itu, Jakia berharap bisa terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya untuk dapat turut serta mengatasi isu konservasi keanekaragaman hayati.

========================================================


Nida Mala Fadhlina, Universitas Jenderal Soedirman

Survey perilaku pemeliharaan burung paruh bengkok di Ambon, Maluku
Nida Mala Fadhlina, seorang mahasiswa jurusan Biologi di Universitas Jenderal Soedirman, adalah seorang pribadi bersemangat dalam eksplorasi alam. Pengalaman lapangan inventarisasi burung di Taman Wisata Alam Angke Kapuk Jakarta Utara telah memperkaya pengetahuannya. Namun, puncak minatnya adalah saat mengikuti kegiatan MBKM Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM 2) ke Universitas Mataram (UNRAM), di sana ia menemukan kelompok studi yang sejalan dengan minatnya yaitu, Bird Science Club (BSC) Kecial UNRAM. Melalui BSC, Nida semakin terpukau oleh keragaman burung dan tantangan konservasinya. Cita-citanya tumbuh menjadi seorang penggerak konservasi, ingin memelihara keanekaragaman hayati serta menyebarkan pengetahuan tersebut melalui pendidikan. Dengan semangat dan pengetahuan yang terus berkembang, Nida berharap dapat berkontribusi pada pelestarian alam dan mewujudkan kesadaran akan pentingnya keseimbangan ekosistem di kalangan generasi muda.

========================================================


Ajaib Trisakti Teuf, Universitas Nusa Cendana

Restorasi tanaman kayu putih di habitat Kura-Kura Leher Ular Rote di Rote, NTT
Ajaib Trisakti Teuf atau biasa dipanggil Ajaib, lahir di Kefamenanu, adalah anak keempat dari lima bersaudara dan saat ini berdomisili di Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ajaib merupakan mahasiswa tingkat akhir yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Nusa Cendana Kupang , Fakultas Pertanian, Program Studi Kehutanan. Selain mengikuti perkuliahan, ia aktif berorganisasi sebagai badan pengurus organisasi MAPALA (Mahasiswa Pecinta Alam) di kampus. Melalui MAPALA, Ajaib berhasil membuat suatu penelitian tentang Identifikasi Tumbuhan Survival di sepanjang jalur pendakian di salah satu gunung yang ada di Pulau Timor. Di sela kesibukan, Ajaib juga sering mengikuti pelatihan dan menjadi relawan dalam kegiatan konservasi yang diadakan oleh lembaga pemerintah maupun lembaga non-pemerintah. Salah satu kegiatan konservasi yang pernah ia ikuti adalah “Kaum Muda Menanam” yang bertujuan agar mengurangi dampak dari abrasi yang terjadi di daerahnya.

========================================================


Imawarti Panjaitan, Universitas Diponegoro

Kajian Ficus sebagai pakan rangkong di TN Gunung Leuser
Imawarti Panjaitan adalah mahasiswa Biologi di Universitas Diponegoro. Ia lahir di Simarhompa, sebuah desa kecil di Sumatera Utara dan merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Di bangku kuliah, Ia aktif dalam organisasi pecinta alam Haliaster Biologi Undip yang juga fokus dalam konservasi flora fauna yang ada di Semarang raya serta diberikan tanggung jawab sebagai staff divisi biodiversitas dan konservasi (2022-2023). Kecintaannya pada alam liar bukan tanpa dasar, hal ini tumbuh seiring dengan perjalanan pendidikan yang ia dapatkan di bangku sekolah dan kenyataan yang dilihatnya, dimana keanekaragaman hayati di sekitarnya, perlahan menghilang sedikit demi sedikit. Selain memiliki ketertarikan pada dunia koservasi, Imarwati juga memiliki hobi fotografi dan menulis. Baginya kegiatan itu selaras, Ia bisa mendokumentasikan alam yang dijelajahinya dan mendeskripsikannya dalam bentuk cerita harian ataupun caption sosial media. Hingga saat ini bidang itu tetap ia tekuni dan dimasa depan ia bercita-cita bisa menjadi bagian dari tim lembaga pemerintah ataupun NGO yang bergerak dibidang konservasi biodiversitas.

========================================================


Muhammad Ibrahim Ismail, IPB University

Motivasi masyarakat yang mengakses sumber daya hutan secara ilegal di TN Way Kambas
Ibrahim dikenal sebagai pribadi yang ramah, mudah beradaptasi, dan berempati, ia lahir di Sukabumi, dan merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara. Saat ini, Ibrahim sedang menempuh pendidikan di jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University. Selama studi, ia pernah mengikuti aktivitas dan belajar kepemimpinan diantaranya menjadi Ketua OSIS, Ketua Sispala, Ketua BEM, dan tergabung di Asrama Rumah Kepemimpinan angkatan 11. Ibrahim meyakini bahwa nilai toleransi, kesabaran, dan wawasan kepemimpinan yang ia peroleh dari pengalaman berorganisasi dapat diimplementasikan dalam kehidupannya. Kemampuan kepemimpinannya tersebut semakin terlatih saat mengikuti kegiatan di alam seperti Survival, rescue, mountaineering dan lain-lain. Selain mengikuti organisasi dan kegiatan alam, ia pun tertarik pada bidang sosial, lingkungan, dan kemanusiaan. Ibrahim percaya bahwa belajar di jurusan konservasi, akan menjadi bekal untuk membuka seluas-luasnya sudut pandang, dikuatkan dengan pengalaman melaksanakan beberapa pengabdian tingkat nasional.

========================================================


Romei T. A. Manahampi, Universitas Sam Ratulangi

Penerapan algoritma Machine Learning untuk identifikasi individu Yaki di wilayah BKSDA Sulawesi Utara
Romei merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara, yang menempuh pendidikan dasar sampai menengah di SD-SMP Kr. Eben Haezar Manado, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA di SMA Negeri 7 Manado dan berkuliah di Universitas Sam Ratulangi. Pengalaman sRomei dalam AI salah satunya adalah membuat identifikasi biota laut menggunakan algoritma CNN secara realtime dengan penggunaan webcam laptop.

========================================================