Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) adalah spesies badak terkecil dan paling primitif dari semua spesies badak yang tersisa di dunia. Ciri fisik yang unik dari badak lainnya adalah memiliki rambut yang menutupi sebagian besar tubuhnya. Mamalia besar ini dapat tumbuh setinggi 1,5 m dan panjang 3 m, serta berat sekitar 800 kg. Badak sumatera memiliki dua cula dan dapat hidup hingga usia 40 tahun.
Saat ini, badak sumatera merupakan spesies yang paling terancam punah di dunia, termasuk ke dalam Daftar Merah IUCN dengan status Kritis dan perkiraan populasi dunia sejak tahun 1985 menunjukkan adanya penurunan drastis. Baru-baru ini, diperkirakan ada kurang dari 100 individu yang bertahan hidup dalam populasi yang terserak di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman Nasional Way Kambas. Populasi yang sangat kecil baru-baru ini juga ditemukan di Kalimantan Tengah.
Demi menjaga keberadaan spesies ini, WCS Indonesia Program telah mengembangkan serangkaian strategi konservasi badak sumatera:
- Mendukung Pemerintah Indonesia melalui Sekretariat Bersama Badak untuk mengambil tindakan nyata untuk menyelamatkan badak sumatera.
- Mendukung Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, lokasi salah satu dari empat populasi badak Sumatera di Indonesia, dalam membangun "Zona Perlindungan Intensif" untuk badak yang tersisa di kawasan taman nasional.
- Mendukung UPT balai taman nasional sebagai pengelola kawasan dalam mengimplementasi sistem patroli dalam konteks Pengelolaan Berbasis Resor (resort-based management) dengan menggunakan Spatial Monitoring and Reporting Tool (SMART) di tiga kawasan prioritas badak sumatera--Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman Nasional Way Kambas--untuk meningkatkan upaya pemerintah dalam upaya perlindungan badak sumatera.
- Bersama mitra pemerintah lainnya, mendukung UPT balai taman nasional melaksanakan penelitian ilmiah terkait badak sumatera untuk meningkatkan strategi konservasi
- Bersama mitra pemerintah lainnya, mendukung UPT balai taman nasional melakukan survei hunian skala pulau untuk menargetkan upaya perlindungan badak sumatera dan mendukung TN Gunung Leuser dalam melakukan survei populasi menggunakan kamera jebak dan teknologi DNA.